BAB XIII
KEGELISAHAN DAN PENYEBABNYA
A. KEGELISAHAN DAN GEJALA
1. Konsep Kegelisahan
Gelisah adalah kata ungkapan perasaan psikoiogis atau kejiwaan seseorang. Menurut ari katanya. “gelisah” artinya: perasaan tidak tenteram; perasaan tidak tenang; perasaan tidak sabar lagi; perasaan cemas dan khawatir. perasaan tersebut bersifat kodrati yang bersumber pada unsure “rasa” dalam diri manusia. Gelisah akan terjadi pada setiap manusia yang mengalami ancaman peristiwa yang akan merugikan dirinya. Dalam hubungan ini, kata “kegelisahan” menyatakan suatu keadaari, artinya: keadaan perasaan tidak tenteram, keadaan perasaan tidak tenang, ke¬adaan perasaan tidak sabar lagi, serta keadaan perasaan cemas dan khawatir. Oleh karera itu, gelisah dan kegelisahan adalah gejala universal, bersifat kejiwaan, yang ada pada manusia mana pun.
Kegelisahan yang terjadi pada seseorang dapat disebabkan oleh ber¬bagai faktor yang saling berkaitan, yang bersumber pada keadaan tertentu, perbuatan orang lain, atau sikap dan perbuatan sendiri. Berbagai faktor tersebut adalah sebagai berikut:
a. Ketidakpastian yang bersumber pada keadaan tertentu, misalnya krisis moneter atau pengacauan keamanan yang tidak henti-henti¬nya, sehingga tidak dapat dipastikan kapan berakhirnya.
b. Ketidakpastian yang bersumber pada perbuatan orang lain, misalnya periculiikan seorang anak atau melarikan anak gadis yang tidak diketahui dibawa ke mana, sehingga tidak dapat dipastikan mengenai nasibnya.
c. Keterasingan, yang bersumber pada sikap diri sendiri, misalnya angkuh, sombong, atau tidak peduli dengan tetangga, sehingga karena sikapnya yang tidak simpatik itu dia terasing dari masya¬rakat.
d. Kesepian yang bersumber pada perbuatan sendiri, misalnya pe¬nyelewengan. dengan wanita lain, melakukan kejahatan korupsi, atau berpacaran dengan gadis yang tidak disenangi ibu, sehingga karena perbuatannya itu dia ditempatkan dalam kesepian di rumah tahanan atau karena ditinggalkan si gadis.
2. Kegelisahan, Pengaruhnya, dan Harapan
Kegelisahan yang terjadi pada seseorang akan berpengaruh secara psikologis, tidak hanya pada kehidupan pribadinya, tetapi juga pada, kehdiupan orang lain, yaitu anggota keluarga, masyarakat tetangga se¬kitar, atmi masyarakat umumnya. Seorang oknum pejabat dituduh menyalah gunakan kekuasaan (korupsi), sedang istirahat di rumahnya didatangi petugas yang diperintahkan untuk menangkap dan menahan dirinya. Suasana menjadi tidak menentu, apa memang benar Bapak itu menyolewong, padahal sehari-hari dia dikenal sebagai Bapak yang baik, ramah, suka menolong sesama, dan kehidupannya biasa-biasa saja. Karena keadaan ini, tidak hanya Bapak yang gelisah, tetapi juga istri, anak-anak, tetangga, serta masyarakat kelompok pengajiannya pun ikut gelisah.
Suami istri yang baru berumah tangga dan bergaya mewah, pindah rumah ke tempat yang baru, tidak mau berkenalan dengan tetangga se¬kitar, bersikap tidak peduli, serta sikapnya angkuh dan sombong. Pada waktu ulang tahun istrinya, pasangan ini mengadakan pesta makan malam dan mengundang secara selektif tetangganya yang setara dengan kehidupan mereka. Rupanya tetangga mereka mengetahui perilaku dis¬kriminatif pasangan tersebut. Ketika pesta makan malam itu diadakan tepat pukul 19.00, semua hidangan sudah disajikan. Akan tetapi. ditunggu sampai pukul 21.00 tidak seorang pun tamu yang hadir. istri duduk tormenung sambil memandang makanan terhampar rapi di meja makan !wmentara si suami mondar-mandir sekitar meja makan sambil sekali¬sok;di memandang ke arah pintu. Dia gelisah, istrinya gelisah, mereka merasa terasing dari masyarakat lingkungan akibat perilaku mereka sendiri.
B. FAKTOR PENYEBAB KEGELISAHAN
1. Ketidakpastian
Ketidakpastian berasal dari kata “tidak pasti”, artinya tidak tentu, tidak dapat ditentukan, tidak tahu, tanpa arah yang jelas, dan tanpa asal-usul yang jelas. Ketidakpastian artinya keadaan yang tidak pasti, tidak tentu. tidak ilopitt ditentukan, tidak tahu; keadaan tanpa arah yang jelaskeadaan tanpa asal-usul yang jelas. Keadaan seperti. ini lebih kuat tertuju pada status nama baik, dan martabat seseorang. yang menyentuh nilai kemanusianya, sehingga dirasakan akan merugikan haknya. Oleh karena itu, orang yang mengalami ketidakpastian akan merasa gelisah.
Ketidakpastian yang menyentuh nilai kemanusiaan, misalnya penahan¬an seseorang oleh pihak berwajib (penguasa) tanpa diketahui salah benarnya melalui pengadilan. Bagi yang ditahan, ini merupakan pen¬deritaan, tetapi bagi keluarganya merupakan kegelisahan karena me¬nunggu-nunggu dari hari ke hari tanpa kepastian kapan dia dibebaskan. Ketidakpastian lulus atau tidak dalam ujian sarjana yang sudah lama ditunggu-tunggu membuat orang gelisah. Lulus atau tidak lulus ujian sarjana akan menentukan status atau karier seseorang dalam kehidup¬an. Ketidakpastian akan merugikan karena status atau karier yang sudah ditetapkan atasan terancam kehilangan berhubung ada orang lain yang lebih dahulu memenuhinya. Walaupun lulus juga, status yang dicadang¬kan untuknya sudah hilang. Dengan demikian, ketidakpastian juga akan mempengaruhi peningkatan karier seseorang.
Ketidakpastian kapan berakhir perang Israel-Palestina ataupun embargo Amerika Serikat terhadap Irak membuat rakyat gelisah berkepanjangan, rakyat merasa tidak tenteram, dan merasa tidak menentu ape yang akan diperbuat untuk kehidupan mesa depan. Harta, jiwa, martabat, serta hak¬hak asasi rakyat terancam kehilangan dan kehancuran. Ketidakpastian ini menyentuh nilai-nilai kemanusiaan. Mereka mengalami kerugian materi¬el dan imateriel. Ketidakpastian kapan perang akan berakhir membuat rakyat tidak leluasa mencari nafkah dan tidak bebas mengikuti pendidik¬an. Setiap langkah dirasakan ada kekhawatiran.
Ketidakpastian berita tentang sanering dalam masyarakat membuat rakyat gelisah. Ketidakpastian ini mengancam harta mereka. Artinya, jika memang benar ada sanering, nilai uang mereka berkurang atau hilang. Rakyat mengharapkan kepastian dari pemerintah mengenai benar tidaknya sanering keuangan. Untuk keperluan tersebut, pemerintah perlu membebaskan rakyat dari kegelisahan dengan care memberikan pen¬jelasan resmi melalui semua media masse bahwa sanering itu tidak benar. Ketidakpastian mengenai sanering tercermin dari perilaku masya¬rakat dengan berbelanja yang berlebih-lebihan, lebih banyak menyimpan barang daripada uang, cepat membayar hutang-hutang mereka.
Seorang anak yang sejak kecil difinggalayahnya, diasuh ibunya. Dia tidak tahu siapa ayahnya. Setiap hari tertentu datang seorang lelaki ke rumah menemui ibunya. Perlakuan lelaki itu kepacla_ibunya dan,,juga kepada anak itu sangat baik. Hal ini, menimbulkan ketidakpastian si anak, apakah lelaki itu orang lain atau ayahnya sendin ataukah ibu yang mengasuhnya itu ilm kandungnya atau bukan. Ketidakpastian ini menyangkut harga diri atau martabat si anak., Dari hari ke hari dia, merasa gelisah karena dia tidak tabu asal-usulnya yang jelas.
Ketidakpastian masih memberi harapan kepada orang yang mengalardi¬nya karena dengan ketidakpastian itu dia berusaha mencari kesempurna¬an supaya bebas dari kegelisahan. Budi Darma (1981) member contoh pelukis terkenal Leonardo da Vinci (1452 - 1519) yang selalu gelisah, melukis seorana wanita cantik bernama “Medusa” sebagai manusia gelisah- Namur, anehnya, Leonardo da Vinci sendiri tidak tahu bahwa wanita cantik gelisah bernama Medusa itu “menakutkan dan menjijikkan”. Leonardo da Vinci terus berusaha mencari kesempurnaan melalui lukis-annya, sehingga dia dipandang sebagai pelukis besar karena kegelisah¬annya.
2. Keterasingan
Keterasingan berasal dari kata “terasing”, artinya tersisih, terpisah, dan terpencil dari pergaulan masyarakat baik-baik. Keterasingan artinya ke¬adaan yang membuat tersisih, terpisah, dan terpencil dari pergaulan masyarakat baik-baik. Hal yang menjadi somber keadaan keterasingan adalah perilakunya yang tidak dapat diterima atau tidak dapat dibenarkan, oleh masyarakat, atau karena kekurangan yang ada pada diri sendiri, se¬hingga dia tidak dapat atau sulit menyesuaikan diri dalam masyarakat. Perilaku yang tidak dapat diterima/dibenarkan itu selalu menimbulkan keonaran dalam masyarakat, sifatnya bertentangan dengan atau me¬nyentuh nilai-nilai kemanusiaan. Hal ini akan merugikan harts, nama baikk, martabat, dan harga diri orang lain. Oleh karena itu, orang yang hoilmat dibenci oleh masyarakat dan berada dalam keterasingan, perbuatan itu misalnya mencuri, memperkosa, mengganggu istri orang, menghina orang, atau angkuh dan sombong.
Keterasingan yang menyentuh nilai kemanusiaan juga dapat terjadi karena perbuatan orang lain yang bersifat diskriminatif, Seorang pasien yang berobat ke Rumah Sakit Umum Tanjungkarang menggunakan fasilitas Kartu Askes (kartu kuning). Dia dipisahkan/diterasingkan dari pasien unium dengan alasan akan dilayani tersendiri karena tanpa bayar. Setelah pasien umum habis, pasien kartu kuning ini belurn juga dilayani, bahkan dibiarkan saja oleh petugas tanpa informasi-apa-apa. Pasien ini gelisah menunggu dengan perlakuan demikian, padahal gajinya dipotong tiap bulan untuk iuran Askes. Perlakuan diskriminasi ini tidak manusiawi, menyentuh nilai kemanusiaan pasien yang menderita sakit, dan terlambat momperoleh pengobatan karena perbuatan tidak martusiawi petugas rumah sakit.
Keterasingan karena perilaku yang tidak dapat diterima/tidak,dapat dibenarkan dapat dipaksakan oleh anggota masyarakat ataupun oleh insti¬tusi yang diciptakan oleh masyarakat kepada pelaku, maksudnya agar pelaku tidak merugikan orang lain lagi atau tidak membuat gelisah orang lain dan pelaku menjadi sadar, sehingga dapat memperbaiki perilakunya yang bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan, Kesadaran itu mungkin dapat terjadi apabila pelaku itu terasing yang membuat dia gelisah.
Keterasingan yang dipaksakan oleh pihak lain dalam masyarakat, misalnya tidak simpati, tidak mau mendekati, tidak mempedulikan, memboikotd, bahkan mengisolasi pelaku. Apabila dengan perilaku masyarakat masih tidak mempan menyadarkan pelaku, keterasingan itu dapat dipaksakan oleh institusi pengadilan. Dalam film yang berjudul “Lingkaran Setan”, dikutipkan secara singkat tuntutan Jaksa Penuntut Umum sebagai Berikut :
“Tohir bin Jarot, terdakwa, oleh Jaksa Penuntut Umum dianggap keturunan penjahat. Sekarang ternyata dia menjadi penjahat karena di dlaam tubuhnya mengalir darah penjahar. Dia sangat berbahaya, oleh karena itu harus dibuang ke Nusa Kambangan se-lama 7 (tujuh) tahun. Di sang dia mengalami keterasingan. Pada, hal, terdakwa sebenarnya adalah anak Jaksa Penuntut Umum itu sendiri yang diculik oleh seorang penjahat clung dan dipelihara¬nya juga sebagai penjahat. Jadi, terdakwa menjadi bandit sebenar¬nya bukan karena di dalam tubuhnya mengalir darah penjahat, melainkan karena diasuh oleh penjahat.”
3. Kesepian
Kesepian berasal dari kata “sepi”, artinya sunyi, tidak ada orang, tidak ada apa-apa. Kesepian artinya keadaan sunyi, keadaan tidak ada se¬orangpun, keadaan tidak didampingi orang, keadaan tidak punya apa¬apa. Kesepian yang dimaksud di sini adalah kesepian dalam arti psiko¬logis yang dalam yang sangat berpengaruh pada jalan kehidupan manusia. Kesepian membuat manusia gelisah karena rnenyentuh nilai-nilm koinanusiaan, harkat, dan martabat manusia. Dikatakan berpengaruh pada inlan kehidupan karena manusia merasa terancam hak kodratnya, sehingga dia merasa takut atau khawatir kehilangan atau tidak memper¬oleh sesuatu dalam hidupnya.
Seorang pria/wanita yang merasa khawatir tidak memperoleh jodoh, dalam hatinya sepi karena tidak ada yang mengisi, tidak ada yang men¬darnl)ingi. Seorang gadis merasa kesepian apabila kekasihnya tidak ber¬ada di sampingnya untuk beberapa waktu, atau tidak berkunjung ke rumahnya, atau jika beberapa saat tidak berjumpa. Hatinya selalu gelisah, tidur tidak nyenyak makan tidak enak. Namun, di batik kekhawatiran itu selalu ada hikmah yang membuat manusia menjadi bergairah, tidak larut dalam kesepian, yaitu kreativitas yang produktif, misalnya memperbanyak komunikasi guna meningkatkan pengalaman, dan banyak mengikuti ke¬giatan guna meningkatkan penampilan yang menarik- Kesepian harus di¬bunuh dengan kesibukan yang produktif.
Suami istri yang sudah lama berurnah tangga belum juga diberi Tuhan titipan anak, mungkin merasa kesepian di rumahnya karena tidak mendengar tangis si kecil. tidak ada si kecil yang mengacak-acak kerapian mereka. Istri mungkin gelisah karena khawatir perkawinan mereka tidak twiliasil. Suami juga mungkin geisah karena khawatir tidak ada yang akan meneruskan kelangsungan hidup keluarga dan warisan di masa depan. Hal ini sangat berpengaruh pada jalan kehidupan suami istri itu, mereka berada di persimpangan jalan-. patuh pada perkawinan mereka berarti harus berusaha, tabah, dan tawakal kepada Tuhan, atau tidak patuh pada perkawinan mereka berarti mereka bercerai atau istri di¬madu. Apabila kepatuhan menjadi pilihan, harapan keberhasilan selalu terbuka. Akan tetapi, apabila ketidakpatuhan menjadi pilihan, mungkin kegagalan berkelanjutan yang akan dialami karena masa depan sulit di¬prediksi. Pilh yang mana, terserah Anda.
Dalam kehidupan manusia, kesepian tidak selalu mengubah jalan ke¬hidupan manusia ke arah yang negatif, yang merugikan, ataupun yang menyengsarakan. Bahkan, dapat sebaliknya, membuat manusia tenang dan befall tinagal di rumah sendiri. Ketenangan di rumah sendiri bebas dari hiruk-pikuk manusia dapat mendorong manusia menjadi kreatif men¬cipta dan berkarya yang bermanfaat bagi kehidupan manusia.
PENUTUP
Diakui dengan penuh keasadaran bahwa makalah ini masih terdapat kekurangan dan kekhilafan, karena itukritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan demi kesempurnaanya makalah ini.
Untuk itu kami sampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi para mahasiswa, mahasiswi serta calon guru yang sedang belajar ilmu pendidikan.
Banda Aceh, 9 Desember 2009
Penyusun
KEADILAN DAN KESEWENANG-WENANGAN
DI SUSUN
OLEH :
Kelompok 5
- Mauliana (0711070348)
- Risna Kurniawati
- Herawati Ismail
- Barizah
- Mauliana Jak’far (0711070347)
- Mahdalena
Dosen Pembimbing : Drs. Tamarli, M.Si
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH
2009-2010
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada zaman sekarang banyak sekali orang yang kekurangan gizi atau mengalami gizi buruk. Masalah ini sangat meresahkan sekali, karena asupan gizi itu penting sekali bagi kelangsungan hidup manusia. Dengan giziyang baik, manusia dapat hidup sehat karena dengan mengkonsumsi gizi yang baik dapat mencegah penyakit, meningkatkan daya tahan tubuh sehingga bisa terhindar dari berbagai penyakit. Kekurangan gizi ini bisa diakibatkan oleh panen yang gagal, kurangnya pengetahuan masyarakat tentang gizi itu sendiri, dan bisa juga diakibatkan oleh kebiasaan-kebiasaan atau pantangan-pantangan yang dianut atau dipercaya oleh suatu masyarakat, dimana tidak boleh memakan atau mengkonsumsi suatu makanan yang justru mengandung banyak gizi. Dengan adanya masalah ini memotivasi penulis untuk menyusun makalah yang berjudul “HUBUNGAN ANTARA ANTROPOLOGI DENGAN GIZI”, untuk mengetahui secara lebih mendalam kebiasaan-kebiasaan suatu masyarakat dalam hal makanan. Hal ini dihara...